Sehun menatap ponselnya sambil duduk dilobby hotel itu. Tampak dikejauhan seorang wanita dengan rambut panjang berwarna cokelat itu tersenyum kepadanya dan melambaikan tangannya. Sehun berdiri saat melihatnya kemudian tersenyum kecil kepadanya. Yeoja itu berlari kecil kearah Sehun dengan ceria kemudian memeluk Sehun. Sehun menepuk punggungnya pelan kemudian melepas pelukannya.
“Kau masih marah padaku?.” Tanya yeoja itu. Sehun menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum lembut padanya. Merangkulnya keluar dari hotel itu.
“Bagaimana pekerjaanmu?.” Tanya yeoja itu.
“Sejeong-ah.” Ucap Sehun pelan.
“Arrasseo, aku tak membahas tentang pekerjaan.” Balas Sejeong kemudian tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.
“Keundae, kudengar kau dipindahkan ke departement store.” Ucap Sejeong yang mendapat lirikan tajam dari Sehun. Sejeong hanya tersenyum tanpa dosa kearahnya.
————-
Sejeong berjalan disebelah Sehun sambil melihat ke sekeliling. Sesekali ia mengangguk pelan melihat toko toko yang ada di departement store itu.
“Kenapa kita tak memanggil staff penjualan saja. Lagi pula ini departement store orang tuamu.” Ucap Sehun karena ia sendiri sebenarnya malas menemani Sejeong berbelanja. Hey, kebanyakan pria memang seperti itu, jadi itu wajar.
“Aniya, aku kan tak dikenalkan ke publik.” Ucap Sejeong.
“Aku juga mau belajar bisnis dengan melihat sekeliling seperti sekarang ini.” Lanjutnya.
“Tapi tak perlu memintaku menemanimu juga. Besok senin aku sudah mulai bekerja disini kau tau.” Keluh Sehun.
“Kudengar staff pemasaran disini bekerja dengan baik, Staff pusat bahkan bergantung pada mereka dan hanya mengambil kredit dari pekerjaan mereka. Kudengar dia masih muda juga. Pasti akan menyenangkan jika aku berteman dengannya.” Ucap Sejeong dengan ceria.
“Ayo segera pergi dari sini.” Keluh Sehun lagi.
————|||———–
Myungsoo turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam lift. Ia menatap jam tangannya dan menahan nafasnya terkejut karena ia datang terlalu pagi. Saat pintu lift terbuka Suzy dan Sungjae yang masuk bersamaan itu menyapanya. Membuatnya mengerutkan keningnya ketika melihat Suzy yang tak membawa apapun di tangannya.
“Sudah kubilang kan, kau tak bisa datang lebih dulu dariku.” Ucap Suzy meledek Sungjae yang menatapnya kesal.
“Bujangnim, seharusnya anda datang lebih siang. Anda kan kepala devisi. Bagaimana bisa staff berangkat lebih lambat dari atasannya.” Dumel Sungjae.
“Kim Bujangnim juga datang pagi.” Komentar Suzy menunjuk Myungsoo dengan dagunya. Sungjae yang sudah akrab dengan Myungsoo karena sering minum kopi bersama itu melempar tatapan menyudutkannya.
“Ah, pekerjaanku menumpuk jadi aku harus menyelesaikannya sebelum mengumpulkan laporan nanti. Biasanya aku berangkat siang.” Ucap Myungsoo mencoba membaca keadaan.
“Bujangnim, disini kantor. Tolong diingat.” Balas Suzy karena Myungsoo menggunakan banmal dengannya kemudian keluar dari lift dan berbelok kearah ruangannya yang berbeda arah dengan arah kantor Myungsoo. Sungjae membungkuk pelan kemudian mengikuti Suzy. Myungsoo hanya tertawa kecil tak percaya kemudian berjalan kearah ruangannya.
“padahal ia tadi menggunakan banmal.” Gumam Myungsoo.
———|||————
Suzy tersenyum dan mengangguk ketika ia berpapasan dengan kepala devisi lain yang juga akan berkumpul untuk bertemu dengan direktur baru. Ia memegang lehernya yang sakit itu kemudian duduk diujung. Dapat dilihat bahwa ia satu-satunya kepala divisi wanita disana.
“Kudengar dia masih muda.” Ucap seseorang. Suzy yang sebenarnya tak tertarik dengan pertemuan ini hanya memainkan pulpen dengan jemarinya.
Pintu terbuka dan sekretaris Sehun masuk terlebih dulu kemudian berdiri disamping kursi yang akan diduduki Sehun. Mereka semua berdiri dengan tangan menyatu dan sedikit membungkuk. Sehun masuk dengan wajah dinginnya kemudian berdiri di ujung ruangan dan membungkuk.
“Annyeonghaseyo, saya Oh Sehun, direktur Departement Store Sunwoo yang baru. Jalbutakdeurimnida.” Ucap Sehun.
Myungsoo tampak terkejut melihat Sehun disana karena seingatnya Woohyun sebelumnya mengatakan bahwa Sehun merupakan direktur di Hotel milik Sunwoo grup. Ia kemudian menoleh kearah Suzy, mengira bahwa Suzy mungkin mengenalnya. Dan tebakannya benar. Ia bisa melihat Suzy tampak sedikit gelagapan saat ia kembali duduk.
Satu persatu orang mengenalkan diri mereka dan tanggung jawab mereka. Hingga tanpa Suzy sadari sudah gilirannya. Ia menelan ludahnya kemudian berdiri.
“Annyeonghaseyo. Bae Suzy Imnida, saya yang bertanggung jawab terhadap pemasaran di departemen store Sunwoo.” Ucap Suzy kemudian dengan cepat kembali duduk.
Semua berjalan dengan lancar. Kepala divisi mengumpulkan laporan mereka dan Sehun hanya mengatakan beberapa hal dan menyuruh mereka kembali ke posisi mereka.
“Kalian bisa kembali.” Ucap Sehun.
“Ah, Bae Bujangnim. Tolong untuk tidak pergi dulu.” Ucapnya kemudian.
Semua orang keluar tampak bingung namun tetap keluar meninggalkan Sehun dengan sekertarisnya dan Suzy yang masih berdiri diujung. Sehun kemudian mengarahkan tangannya menyuruh sekretarisnya keluar sebentar. Mereka cukup lama diam hingga Sehun menegakkan badannya.
“Aku tak tau kau bekerja disini.” Ucap Sehun. Suzy hanya menundukkan kepalanya tak menanggapi Sehun. Cukup lama Sehun terdiam, ragu untuk membuka mulutnya. Hingga saat Sehun berdiri tiba-tiba Suzy menegakkan badannya dan menatapnya.
“Apa ada yang harus saya lakukan?. Saya masih harus mengurus banyak hal. Jika diperbolehkan, saya akan kembali ke pekerjaan yang saya tinggalkan.” Tanya Suzy dengan yakin. Sehun tampak tersentak karena Suzy berpura-pura seperti tak mengenalnya itu.
“Oh, kau bisa kembali.” Jawab Sehun gelagapan.
Suzy kemudian berjalan dengan ekspresi dinginnya. Ia berhenti didepan Sehun kemudian membungkuk dalam dan berlalu pergi. Meninggalkan Sehun yang tak bisa berkata apa-apa.
———-.
Myungsoo masih berdiri didepan ruangan, menunggu Suzy keluar. Ia tampak bingung ketika melihat Suzy yang membungkuk dalam sebelum ia keluar. Saat Suzy keluar dari ruangan itu ia bisa melihat Suzy memasang wajah lelahnya. Suzy mengangkat kepalanya sambil menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajahnya dan terkejut ketika melihat Myungsoo masih disana.
“Wae yeogiisseumnika?.” Tanya Suzy menghampiri Myungsoo. Myungsoo mengeluarkan vitamin dari saku kemudian menyodorkannya pada Suzy.
“Kulihat dari tadi pagi suaramu sudah serak dan sekarang lehermu membengkak. Tadinya aku mau memberikannya sebelum pertemuan, tapi kau malah sudah masuk sebelum aku datang.” Jelas Myungsoo.
“Ah, jangan salah paham. Aku memang selalu membawa vitamin kemana-mana. Tak ada maksud lain. Kalaupun maksud lain, pastinya mengganti kopi yang kau berikan sebelumnya.” Lanjut Myungsoo ketika melihat wajah kaku Suzy. Suzy meraih obat flu itu dan menggenggamnya.
“Wae banmalieyo.” Ucap Suzy sedikit kesal, menegur Myungsoo yang menggunakan banmal itu kemudian berjalan sambil membuka bungkus vitamin. Myungsoo yang mulai terbiasa dengan sikap Suzy hanya memasukkan tangannya ke saku celananya dan berjalan mengikuti Suzy.
“Itu harus diminum setelah makan.” Ucap Myungsoo pelan yang dihiraukan oleh Suzy.
Sehun yang menatap mereka sejak Suzy keluar tadi hanya bisa menghela nafasnya dan memejamkan matanya tak tau harus bereaksi seperti apa.
———-|||————-
Soojung mengerucutkan bibirnya ketika melihat Suzy yang tak mengatakan apapun sejak kembali dari pertemuan tadi siang. Soojung melipat tangannya didepan dada kemudian masuk ke ruangan Suzy.
“Wae?. Cutimu dibatalkan?.” Tanya Soojung dengan raut kesal.
“Aniya, aku belum mendengar kabar tentang cutiku. Aku hanya berusaha mengurus beberapa hal, jadi saat aku tak disini kalian tak perlu bingung mengurus semuanya.” Balas Suzy masih fokus dengan komputernya.
“Aku rasa bukan karena itu.” Komentar Soojung.
“Coba jadwalkan hari rabu untuk pertemuan dengan brand ***. Mereka bersikeras untuk memperluas section mereka. Tolong saat pertemuan itu tekankan bahwa mereka tak bisa melakukannya. Lalu untuk distributor ini mengeluarkan produk baru dalam waktu dekat. Mereka pasti akan mengajukan banyak proposal untuk memasarkan produk mereka.” Ucap Suzy terhenti ketika Soojung berdecak.
“Kenapa kau seperti mengkhawatirkan kami akan membuat masalah. Tenang saja. Sebaiknya kau rileks dan berdoa agar cutimu disetujui. Hari ini pulanglah bersama kami, jangan terlalu larut.” Saran Soojung sambil menutup map yang dibaca Suzy.
————|||————–
Myungsoo berdiri dan bersandar pada tepi rooftop kantor sambil menunggu panggilannya terjawab. Sesekali asap keluar dari mulutnya saat ia menyesap pilinan berwarna putih itu. Raut wajahnya menunjukkan bahwa ia kesal. Ia tampak kesal ketika orang itu tak mengangkat panggilannya dan dengan segera kembali menelponnya.
“Kenapa tak diangkat tadi.” Ucap Myungsoo kesal ketika orang itu menjawab panggilannya.
“Kau mengganggu sekali. Ada apa?.” Keluh Woohyun yang ternyata orang yang ditelpon oleh Myungsoo.
“Kau sudah menemukannya?.” Tanya Myungsoo.
“Aku bahkan belum mencarinya.” Jawab Woohyun santai.
“Hyung.” Keluh Myungsoo.
“Cari saja sendiri di rumahku. Aku malas mencarinya.” Balas Woohyun.
“Aku sibuk minggu ini dan lagi akhir pekan ini aku sudah janji dengan ibuku untuk mengantarkan makanan.” Keluhnya lagi.
“Hey, kau yang butuh kenapa aku yang susah. Pokoknya kau datang saja. Jika tak ketemu, akhir pekan besok kuluangkan waktuku untuk mencarinya. Hey, aku sibuk. Keuno.” Tutup Woohyun. Myungsoo berdecak kemudian memasukkan ponselnya ke sakunya dan kembali menyesap rokoknya sambil melihat jauh kearah matahari terbenam yang terlihat disela-sela gedung pencakar langit itu.
————–|||————
Suzy berjalan sambil membawa ice americano ditangannya dan walkie-talky di tangannya. Ia tampak berkeliling melihat bagaimana keadaan toko-toko berjajar dilantai khusus fashion itu. Ia mengangguk pelan ketika ada staff penjualan yang membungkuk padanya. Saat ia turun dengan eskalator, ia bisa melihat Sehun yang bediri sendirian disana. Tanpa melakukan apa-apa.
Ia kemudian melepas ikat rambutnya agar ia bisa menutupi wajahnya, berusaha agar Sehun tak melihatnya. Saat ia turun dari eskalator itu ia terhenti ketika melihat wajah yang tak begitu asing olehnya. Tentu saja itu Sejeong. Sejeong tampak tersenyum dengan riang sambil berjalan kearah Sehun, melewatinya yang tampak terpaku. Sejeong memeluk Sehun dari belakang. Membuat Sehun tersentak kemudian berbalik sambil melepaskan pelukannya. Tanpa Sengaja mata Sehun menangkap Suzy yang masih disana membelakangi mereka.
“Hey, ini tempat kerjaku.” Ucap Sehun menegur Sejeong masih melempar pandangannya pada Suzy yang hanya diam saja.
“Mian, 3 hari tak bertemu denganmu membuatku sesak.” Ucap Sejeong sambil tersenyum kecil.
“Kau sedang melihat apa sih?.” Tanya Sejeong heran karena Sehun menatap kearah Suzy beberapa kali. Ia menoleh kebelakang dan menemukan Suzy yang dengan kikuk berbalik dan membungkukkan badannya.
“Oh.” Seru Sejeong ketika Suzy hendak berbalik pergi. Sejeong dengan cepat berlari kearah Suzy dan menghadangnya.
“Eonni yang waktu itu kan.” Seru Sejeong dibelakang Suzy. Suzy tampak menarik nafas dalam kemudian berbalik.
“Oh, benar. Eonni teman kampus hyung kan.” Tanya Sejeong sambil menatap Sehun yang ia panggil Hyung itu.
“O-oh.” Ucap Sehun terbata kemudian mendekati mereka.
“Wah, aku heran bagaimana aku bisa mengingat eonni. Padahal kita hanya pernah bertemu sekali.” Ucap Sejeong tampak terperangah dengan dirinya sendiri itu. Sementara kedua orang itu masih diam saja.
“Eonni juga bekerja disini?.” Tanya Sejeong kemudian.
“Ne.” Jawab Suzy singkat.
“Wah, ini menarik.” Kekeh Sejeong. Sejeong mengerutkan keningnya karena mereka tak mengatakan apa-apa.
“Ah, pasti karena Hyung atasan eonni jadi canggung ya. Gwencanhayo. Lagi pula kan kalian teman sekampus dulu. Sepertinya kita akan sering bertemu eonni.” Ucap Sejeong lagi membuat Suzy yang ingin melarikan diri sejak tadi meremat cup ice americanonya hingga memuncrat kearah bajunya sendiri.
“Ah, saya harus pergi membersihkan ini. Annyeonghigaseyo.” Pamit Suzy dan dengan cepat berlari pergi sementara Sejeong hanya melambaikan tangannya pelan.
“Tidakkah eonni itu sedikit aneh.” Komentar Sejeong yang hanya dibalas helaan nafas oleh Sehun.
———
Suzy bersandar pada dinding dekat lorong masuk kawasan khusus karyawan kemudian merosot dan berjongkok. Ia memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya. Diam. Ia diam tanpa melakukan apa-apa.
“Gweuncanseumnika?.” Tanya Myungsoo berjongkok didepan Suzy. Suzy yang mendengar suara Myungsoo mengangkat kepalanya dan menatap Myungsoo yang menatapnya dengan tatapan bingung sekaligus khawatir.
“Bujangnim.” Tiba-tiba terdengar suara Sungjae diikuti suara pintu yang menutup dengan keras.
“Gwencanayo?.” Tanya Sungjae ikut berjongkok didepan Suzy dengan khawatir.
Suzy meraup rambutnya kebelakang dan tertawa kecil. Membuat kedua orang itu saling bertukar pandang kebingungan.
“Aku hanya mengantuk.” Bohong Suzy masih dengan tawa kecilnya.
“Bujangnim.” Desis Sungjae menjatuhkan badahnya kelantai saking kesalnya.
“Ku kira kau sakit.” Ucap Myungsoo sambil berdiri dan merapikan Bajunya.
“Kalian terlalu paranoid.” Tawa Suzy yang ikut berdiri sambil menutupi noda kopi di kemeja putihnya. Myungsoo dengan reflek melepas jasnya dan menyodorkannya pada Suzy. Membuat Suzy sedikit kaget.
“Yah, aku kalah keren.” Ucap Sungjae.
“Lap juga ujung eyeliner mu.” Komentar Myungsoo kemudian berlalu pergi sambil memasukkan tangannya pada sakunya.
“Oh, geuraeyo. Ini pasti karena menunduk disini tadi. Berantakan kan.” Komentar Sungjae.
————-|||————–
Myungsoo bingung ketika melihat tak ada satupun orang diruangannya. Ia kemudian berbalik dan keluar dari ruangannya dan berjalan kearah lounge karyawan. Ia tampak bingung ketika setiap staff yang berpapasan dengannya membawa kopi dan sandwich ditangannya. Matanya semakin melebar ketika melihat banyak orang disana sedang berbagi sandwich satu sama lain.
“Bujang-nim.” Seru Soonyoung sambil membawakan sandwich untuk Myungsoo.
“Apa yang sedang terjadi?.” Tanya Myungsoo sambil meraih sandwich yang disodorkan oleh Soonyoung.
“Ah, tadi ada kurir yang mengantarkan banyak sekali sandwich dan kopi. Kudengar semua staff penjualan dibawah juga mendapat kiriman yang sama. Mereka mengatakan bahwa ini semua dari direktur.” Jelas Soonyoung panjang lebar.
“Mwoya.” Desis Myungsoo.
“Keundaeyo bujangnim. Anda kan sudah melihatnya, bagaimana penampilannya. Kudengar isa-nim masih muda.” Tanya Soonyoung.
“Mwo…Dia tampan.” Aku Myungsoo sambil mengunyah sandwichnya.
“Tapi aku tak menyukainya.” Lanjut Myungsoo.
“Karena kau kalah keren?.” Tanya Ara yang baru datang itu. Myungsoo hanya menatapnya datar dan berdecak.
“Ada benarnya sih. Tapi aku tak tau, aku hanya tak menyukainya.” Ucap Myungsoo kemudian berlalu.
“Mwoya, kekanakan sekali.” Decak Ara.
————–|||————-
Setelah sekian lama Suzy tak pernah pulang di waktu yang sama dengan staffnya, akhirnya hari ini ia melakukannya karena paksaan Soojung tadi siang. Ia bahkan tertawa kecil ketika Sungjae membuat candaan seperti biasanya.
“Oh.” Seru Suzy ketika melihat Soojung membuka bungkus vitamin sama seperti yang diberikan Myungsoo padanya tadi siang.
“Kau juga mau?. Aku punya banyak.” Tanya Soojung.
“Kau tadi membelinya?.” Tanya Suzy balik. Soojung menggelengkan kepalanya kemudian mengeluarkan vitamin lain dari saku jasnya.
“Tadi aku membahas beberapa hal dengan tim pengembangan. Hidungku meler hingga aku tak begitu fokus. Tiba-tiba Kim Bujang mengeluarkan vitamin dari laci mejanya dan memberikannya padaku. Dia bahkan bercanda bahwa ia apotek berjalan.” Jelas Soojung.
“Dia tidak bohong. Atau dia seorang flamboyan.” Gumam Suzy yang hampir tak terdengar oleh orang lain itu.
“Oh, iya. Kudengar kau sakit.” Ucap Soojung.
“Aniyo, dia tertidur di lorong masuk ruang staff.” Balas Sungjae yang dibalas Suzy dengan tatapan tajam.
“Oh, tapi Kim Bujang mengatakan bahwa kau sakit.” Timpal Soojung. Suzy dan Sungjae saling melempar pandang dan menggelengkan kepala mereka bersamaan.
“Wah, benar kata bujangnim. Kim Bujang kekanakan.” Komentar Sungjae yang dibalas senyuman oleh Suzy.
————-.
Suzy berjalan perlahan dibawah lampu-lampu jalan berwarna kuning sambil sesekali menepuk bahunya yang basah karena air yang jatuh dari pohon setelah hujan yang mengguyur Seoul tak henti-henti. Ia membiarkan tangannya menyentuh setiap dinding basah disepanjang jalan yang penuh dengan tangga-tangga yang sudah lama itu. Mengisyaratkan kawasan yang sudah lama dan berada di bukit itu.
Ia terhenti sesaat ketika ia berada didepan rumah tua diatas bukit dengan jalan kecil itu. Melihat betapa berbedanya rumah itu dengan rumah yang ia pernah kenal. Ia menghela nafasnya sambil merasakan dingin yang mulai menusuk tulangnya beriringan dengan air hujan yang mulai menjatuhinya. Dengan segera ia mencari tempat berteduh dan mencari payungnya hingga tanpa ia sadari seseorang sudah berdiri ditempatnya berdiri tadi. Dengan payung hitam ditangannya.
“Kau butuh bantuan?.” Tanyanya saat Suzy kesusahan membuka payungnya.
Suzy tersentak ketika melihat Sehun yang berdiri disana. Menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan itu. Ia dengan segera membuka payungnya dan memayungi dirinya ketika melihat sehun menaiki anak tangga itu.
“Kenapa kau ada disini?. Bukannya kau sudah pindah?.” Tanya Sehun pada Suzy.
“Bukankah aku yang seharusnya menanyakan itu padamu?. Aku pulang lewat jalan ini. Lagi pula aku tak bisa menyembuhkan lukaku ditempat yang sama aku menerimanya.” Jawab Suzy.
“Bagaimana kabarmu? Kudengar dari teman-teman kau baik-baik saja.” Tanya Sehun lagi.
“Tentu saja, karena mereka fikir hidupku baik-baik saja.” Jawab Suzy dengan santai.
“Kau pasti baik-baik saja?.” Tanya Suzy balik.
“Ini memalukan. Tapi aku mencemaskanmu.” Jawab Sehun. Suzy tersenyum sarkastik dan menatapnya cukup lama.
“Kata itu bahkan bisa keluar dari mulutmu.” Komentar Suzy menatapnya dengan dingin.
“Aku tak mau membicarakannya. Aku terlalu tak bisa menerima keadaan bahwa kau muncul didepanku sekarang.” Ucap Suzy kemudian diikuti helaan nafasnya yang berat kemudian membungkukkan badannya dalam.
“Isa-nim, anda pasti sangat lelah hingga tanpa sadar ketempat murah ini. jadi saya mohon anda untuk kembali karena saya juga harus kembali.” Ucap Suzy memasang wajah dinginnya.
“Ah, karena anda direktur saya. Saya mohon anda untuk menjaga jarak antara atasan dan bawahan seperti saya. Gamsahamnida.” Lanjut Suzy kemudian berjalan melewati Sehun tanpa sekalipun menolehkan kepalanya kearahnya.
“Sudah lewat 3 tahun.” Gumam Sehun.
————-|||——————-
Myungsoo duduk didepan komputer Woohyun sementara Woohyun sibuk memakan cemilannya. Sesekali ia melirik Myungsoo yang sangat fokus menatap layar komputernya itu.
“Tak ketemu?.” Tanya Woohyun.
“Sebenarnya seberapa sering kau menggunnakan kameramu dulu. Kenapa banyak sekali foldermu.” Jawab Myungsoo dengan kesal.
“Hey, aku ini photografer, tentu saja aku punya banyak sekali file dikomputerku.” Balas Woohyun tak kalah kesal.
“Tapi tidakkah kau seharusnya merapikannya dan menghapus beberapa.” Komentar Myungsoo sambil memijat matanya yang mulai pedas.
“Hey. Mengacalah. Kau sendiri kesini mencari fileku saat masih kuliah. Tak membalas budi pun.” Bentak Woohyun dengan kesal.
“Nanti kubawakan kimchi buatan ibuku. Tak perlu membentakku seperti itu.” Balas Myungsoo.
“Keundae, apa yang kau cari sebenarnya?.” Tanya Woohyun penasaran dan mendekati Myungsoo.
“Kau ingat saat hari pertama kuliah sebelum kita berangkat MT dengan club dan aku mencuri kameramu.” Jawab Myungsoo.
“Hey, kau pikir aku masih menyimpannya?.” Tanya Woohyun lagi tak percaya.
“Kemarin saat aku bilang bahwa Bae Bujang adalah benar-benar orang yang pernah kulihat sebelumnya. Sepertinya dia orang yang kufoto diam diam dulu.” Jawab Myungsoo.
“Hey, tak mungkin. Itu mustahil.” Balas Woohyun.
“Bantu aku dengan berharap kau masih menyimpan filenya.” Jawab Myungsoo masih fokus dengan layar komputer itu.
“Gila.” Komentar Woohyun.
————-|||———-
Suzy tersenyum pada staff gamezone yang melambai padanya dari kejauhan itu. Ia mendekat kearah counter itu dan bersandar pada etalase pembatas diantara mereka itu.
“Wae?. Kau ingin mencetak rekor lagi?.” Tanya laki-laki itu.
“Wah, tak menyenangkan melihatmu disini. Aku tak bisa mengeluarkan semua kekuatanku untuk bermain.” Jawab Suzy bercanda.
“Begitulah, sangat menyebalkan karena ada yang menyuruhku berangkat lebih awal. Lagi pula tak ada yang akan bermain disini sepagi ini.” Komentarnya.
“Kecuali atasan gila yang menyalahgunakan kekuasaannya.” Lanjutnya mencibir Suzy.
“Na halge. Jangan ganggu permainanku.” Ucap Suzy kemudian masuk kedalam gamezone itu.
———-|||———–
Sungjae dan Myungsoo berjalan bersama setelah mereka tanpa sengaja bertemu di cafe. Mereka yang sudah sangat akrab itu berbincang dan sesekali tertawa bersama karena tanpa mereka duga mereka memiliki hobi yang sama.
“Hyung.” Seru Sungjae ketika melihat Kiyoung yang tengah memainkan ponselnya di counter gamezone. Myungsoo pun mengikuti Sungjae yang menghampiri Kiyoung dan membungkukkan badannya.
“Ah, ini Jang Kiyoung Hyung.” Ucap Sungjae memperkenalkan Kiyoung yang diangguki Myungsoo.
“Tumben Hyung ada disini.” Komentar Sungjae.
“Monster penghancur memintaku datang lebih awal.” Balas Kiyoung santai yang dibalas Sungjae dengan anggukan mengerti sementara Myungsoo yang bingung hanya menengok kedalam gamezone mencari siapa yang mereka maksud monster penghancur.
Ia tersenyum kecil ketika melihat Suzy yang tampak gembira ketika memukulkan tinjunya pada permainan tinju itu. Sesekali ia berusaha menutupi senyumnya yang tanpa seizinnya merekah itu, meskipun itu sia-sia.
“Terlihat menakutkan kan?.” Tanya Sungjae juga menatap Suzy yang masih memainkan permainan itu.
“Bae Bujang memiliki pukulan yang sangat kuat. Makanya aku takut padanya.” Lanjut Sungjae sambil memeluk bahunya sendiri karena merinding ketakutan. Myungsoo melirik kearahnya dan terkekeh kecil karena Sungjae yang terlalu berlebihan.
————–|||————–
Sehun berdiri diseberang jalan dengan payung hitam yang sama yang ia gunakan saat tanpa sengaja bertemu dengan Suzy. Ia menatap ke arah seberang jalan dengan memasang wajah tanpa ekspresinya. Ia bahkan tak bereaksi ketika air hampir mengenainya saat mobil lewat didepannya. Ia tersenyum kecil ketika melihat Suzy yang keluar sambil membuka payungnya itu.
Ia kemudian berjalan saat Suzy turun dari tangga di pintu masuk itu dan mencoba menyamai langkah Suzy. Entah kenapa, ia tak bisa melepas senyumnya. Melihat Suzy yang sesekali berhenti dan menurunkan payungya. Mendongak keatas merasakan butiran air yang dingin itu menyentuh kulit wajahnya.
Ia berjingkat ketika air menyiprat kearahnya dan disaat bersamaan ia melihat Sehun yang menatapnya di seberang jalan. Ia menatapnya cukup lama kemudian kembali berjalan. Membiarkan Sehun yang juga berjalan bersamanya meskipun mereka berjauhan. Ia jatuh dalam lamunannya dan menatap ke kejauhan ketika mobil hitam berhenti disebelahnya.
“Suzy-ssi.” Panggil orang itu. Suzy tampak tersadar dari lamunannya dan menoleh kearahnya.
“Kau mau pulang kan?. Naiklah, aku akan mengantarmu.” Ucap Myungsoo.
“Aniyo, gwencanhayo.” Tolak Suzy.
“Naiklah. Hujannya sepertinya semakin deras.” Ucap Myungsoo lagi. Suzy pun akhirnya menyerah dan masuk kedalam mobil itu. Meninggalkan Sehun yang menatap kepergiannya dengan sendu.
TBC
RCL
SETELAH PART INI ATAU BEBERAPA PART KEMUDIAN, AKAN ADA PART YANG KHUSUS POV SUZY/SEHUN/MYUNGSOO